PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHVIEMENT DIVISION (STAD)
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHVIEMENT DIVISION (STAD), MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHVIEMENT DIVISION (STAD), KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHVIEMENT
DIVISION (STAD), MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHVIEMENT
DIVISION (STAD), PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHVIEMENT DIVISION (STAD) PRAKTIS DAN EFEKTIF, BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHVIEMENT DIVISION (STAD) EFEKTIF DAN KREATIF.
Slavin (1994: 15) mengemukakan bahwa ide dasar STAD adalah agar memotivasi
siswa untuk saling bekerja sama dan membantu satu sama lain, baik dalam
memahami materi maupun penyelesaian tugas dalam satu kelompok.
Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual, terutama terhadap siswa-siswi yang di dalam kinerja akademiknya
lemah atau mainstream. Slavin (1994: 143) mengemukan bahwa STAD terdiri atas
lima komponen utama, yaitu:
1. Presentasi kelas;
2. Tim;
3. Kuis;
4. Skor kemampuan individu;
5. Rekognisi Tim.
Presentasi kelas atau tahap penyajian materi, guru memulai dengan
menyampaikan indikator yang dicapai dan
memotivasi siswa tentang materi yang akan dipelajari. Mengenai teknik penyajian
materi dapat dilakukan secara klasikal atau melalui audiovisual. Tim terdiri atas empat atau lima siswa yang mewakili
seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan
etnisitas.
Fungsi utama dari tim atau kelompok ini adalah memastikan bahwa semua
anggota tim benar-benar belajar, tim atau kelompok mengerjakan tugas dalam
bentuk lembar tugas. Tiap anggota tim diharapkan melakukan sesuatu yang terbaik
untuk tim atau kelompoknya.
Kuis, setelah guru memberikan presentasi dan/atau siswa telah melaksanakan praktek tim atau
kerja kelompok (diskusi), para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para
siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.
Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami atau
pencapaian materi.
Skor Kemajuan Individual dihitung berdasarkan skor awal yang diperoleh
dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang
sama atau berdasarkan pada nilai evaluasi semester sebelumnya. Pada skor awal
setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor
maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperoleh. Poin kemajuan
individual diperoleh dari selisih skor tes dengan tes awal.
Rekognisi Tim, akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam
tingkatan penghargaan didasarkan pada rata-rata skor tim, yakni Tim Baik, Tim Sangat Baik,
Tim Super.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai
berikut:
Guru menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan
berbagai pilihan dalam menyampaikan materi
pembelajaran ini kepada siswa.
Misal, antara lain dengan
metode penemuan terbimbing atau
metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu
kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
Guru memberikan tes/kuis
kepada setiap siswa
secara individu sehingga
akan diperoleh nilai awal kemampuan
siswa.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
anggota, dimana anggota kelompok mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda
(tinggi, sedang, dan rendah).
Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang
berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban
tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa
setiap kelompok dapat menguasai
konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru
agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
Guru memberikan tes/kuis kepada
setiap siswa secara individu
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Guru memberi penghargaan kepada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.
KERANGKA BERPIKIR Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model
pembelajaran berkelompok, di mana siswa dituntut aktif dalam kelompok dan
menerima keputusan kelompok serta mampu bekerja sama dalam kelompok tanpa
memandang status sesama kelompok.
Model pembelajaran kooperatif ini dapat diterapkan pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, karena menghadirkan kerja sama dalam kelompok,
merangka daya pikir, meninggalkan ego serta mau menerima pendapat sesama
anggota kelompok. Pembelajaran yang
berlangsung juga harus diikuti dengan kerja sama kelompok dan keaktifan anggota
kelompok.
Isjoni (2001: 1) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah “suatu yang
dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar.”
Sedangkan menurut Slavin yang dikuitp oleh Isjoni (2001: 12), Cooperative
Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan
struktur heterogen. Keberhasilan pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan
kekurangan diantaranya: (Jihad, 2008: 30-31).
KELEBIHAN
Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak sepenuhnya bergantung pada
guru.
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide/gagasan dengan kata-kata secara verbal dan mendengarkan ide-ide orang lain.
Dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari serta
menerima segala perbedaan.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman
sendiri.
Memberikan rangsangan untuk berfikir.
KEKURANGAN
Untuk memahami dan mengerti pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu.
Penilaian yang diberikan di dasarkan pada nilai kelompok.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif merupakan periode yang cukup panjang.
Dilihat dari tugas penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik, penerimaan terhadap keragaman. Model Pembelajaran Kooperatif
ditujukan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama,
kemampuan akademik, dan tingkat sosial, serta pengembangan ketrampilan sosial
yang artinya aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat. (Isjoni, 2007).
DOWNLOAD JUGA RPP KURIKULUM 2013 DAN SILABUS
KURIKULUM 2013