KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PARA AHLI AGAMA DAN ULAMA
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PARA AHLI AGAMA DAN ULAMA KITAB,
PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM, PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QURAN, PENDIDIKAN
ISLAM MENURUT NABI, PENDIDIKAN ISLAM BAGI UMAT, PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM
Dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam
harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan
pada aktivitas yang dicita-citakan. Karena dasar adalah fondasi atau landasan
berpijak agar tegaknya sesuatu tersebut menjadi kokoh.Pendidikan Islam identik
dengan ajaran Islam itu sendiri yakni keduanya berasal dari sumber yang sama
yaitu al-Quran dan al-Hadits. Al-Quran adalah sumber kebenaran dalam Islam,
yang mana kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan sunnah Rasulullah,
dijadikan landasan pendidikan Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau
pengaturan Rasulullah dalam bentuk isyarat.
Akidah
Akidah adalah konsep-konsep yang diimani
manusia sehingga seluruh perbuatan dan perilakunya bersumber pada konsepsi
tersebut. Akidah Islam dijabarkan melalui rukun-rukun iman dan berbagai
cabangnya seperti tauhid uluhiyah atau penjauhan diri dari perbuatan syirik.[1]
Dalam masalah akidah (keimanan), orang tua harus berpedoman pada wasiat yang
dipesankan Rasulullah kepada umatnya sebagai berikut:
Mengenalkan kalimat kalimah syahadat.[2]
Hal ini dilakukan ketika pertama kali manusia lahir ke dunia ini, dengan cara
mengadzaninya. Upaya ini diharapkan mempengaruhi terhadap penanaman dasar-dasar
akidah, tauhid dan iman bagi anak.
Mengenalkan hukum-hukum halal dan haram kepada
anak sejak dini.[3] Rahasianya adalah,
agar ketika anak tumbuh dewasa, dan dapat menentukan pilihannya sendiri, anak
tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang oleh Allah. Tetapi sebaliknya
anak akan selalu taat dan patuh menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
Karena dalam diri anak sudah terikat dengan hukum-hukum syariat Islam.
Mendidik anak untuk mencintai Rasulullah,
keluarganya dan membaca al-Quran.[4] Anak-anak mampu
meneladani pengalaman-pengalaman orang terdahulu baik mengenai gerakan,
kepahlawanan maupun jihad; dan juga agar mempunyai kterkaitan jiwa dan
kejayaan; dan juga agar mereka meneladani al-Quran baik dari segi bacaan dan
semangatnya.
Ibadah
Firman Allah dalam surat Ad-Dzariyat ayat 56: Artinya: “dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Ad-Dzariyat: 56).
Jadi mnusia tidak lain dan tidak bukan
hanyalah untuk beribadah (dalam arti luas). Dan itu sudah menjadi kewajiban
seorang hamba kepada tuannya dalam hal ini adalah Allah. Adapun cara/bentuk
ibadah yang dilakukan sebagai pengabdiannya antara lain: [5]
Shalat. Shalat adalah masalah yang penting,
sebagaimana awal diturunkannya perintah shalat melalui nabi Muhammad dalam
perjalanan Isra’ Mi’rajnya. Shalat merupakan sarana penting guna mensucikan
jiwa dan memelihara ruhani. Shalat juga merupakan ritus utama dalam agama Islam
yang akan mengintegrasikan kehidupan manusia kedalam ruhaniah dan shalat itu
juga disebut juga sebagai tiang agama, serta amal ibadah yang ditimbang pertama
kali diakherat nanti. Shalat dipandang perlu dan penting karena shalat dapat
mencegah dari perbuatan munkar, sebagai wasilah minta pertolongan kepada sang
Khalik (Allah) dan sebagai wasilah dalam mengingat Allah.
Puasa. Perintah puasa dianjurkan kepada semua
orang muslim baik laki-laki atau perempuan, tua-muda, orang dewasa atau
anak-anak (dengan catatan sudah ada kekuatan baginya). Karena dengan berpuasa
nafsu yang ada pada diri manusia dapat dilemahkan, sejalan dengan melemahnya
alairan darah dalam tubuh. Sebab syetan masuk melalui jalan darah apabila perjalanannya
lemah lemah pula pengaruh dari syaitan.
Silaturrahim . Setelah membahas shalat, puasa
yang merupakan ibadah yang lebih mengarah kepada hablum minallaah. Silaturrahim
merupakan hubungan antara manusia dengan sesama dalam mewujudkan rasa persaudaraan.
Dengan silaturrahim, dan dengan ridha Allah kehidupan manusia akan berjalan
harmonis dan akan terwujud sikap saling tolong-menolong. Silaturahim sangat
diperlukan adanya dalam kehidupan dan hidup bermasyarakat. Dan akan membawa
manusia kepada sikap tolong menolong.
Akhlak
Akhlak adalah sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan dan hidup manusia beragama. Pendidikan akhlak yang pertama
diberikan anak dalam lingkungan keluarga adalah berbuat baik kepada orang tua.
Pendidikan akhlak yang pertama dalam keluarga ditujukan untuk berbuat baik
kepada kedua orang tua. Barulah kemudian
dilanjutkan dengan pendidikan kesabaran, di mana anak selalu dilatih untuk
bersabar dalam menghadapi segala sesuatu yang dihadapinya.[6]
Allah juga memerintahkan manusia untuk tidak
bersifat angkuh atau sombong kepada sesama. Karena hal itu akan membawa kepada
perpecahan dan kehancuran manusia. Sifat sombong adalah sifat melekat pada
Allah sebagai penguasa alam ini. Tiada yang terwujud didunia ini melainkan
karena kehendaknya. Manusia pun ada karena kehendak Allah bukan karena
kepandaian dan kekuatan yang dimilikinya.
Ilmu Pengetahuan Dan Ketrampilan
Islam memberikan perhatian khusus terhadap
ilmu dan pendidikan, sehingga pahala ilmu dan belajar sangat besar tanpa
tandingan. Perhatian terhadap ilmu dan belajar sedemikian rupa sehingga ilmu
dan belajar dijadikan sebagai tolok ukur kemajuan sebauh peradaban. Sebagian
keluarga dianggap mulia karena didalamnya dipenuhi oleh orang-orang yang
berilmu.[7]
Untuk membentuk keluarga yang mulia, maka
orang tua perlu membina keilmuan dan ketrampilan anak sebagai bekal dalam
hidup. Karena begitu luasnya ilmu yang ada dalam Islam, maka orang tua tidak
perlu membatasinya, namun semua harus diajarkan.
Menurut Maulawy orang tua harus menyuruh
anak-anaknya untuk mendatangi tempat halaqah (kajian-kajian ilmu),
pengajian-pengajian, pelatihan-pelatihan dan majlis-majlis dzikir yang ada
dilingkungannya. Dengan maksud kelak anak dapat menimba ilmu dan ketrampilan
darinya dan dapat menggali dari sumbernya.[8]
Perlu kita ketahui, apabila anak sudah
terbiasa mengikuti halaqah-halaqah, pengajian-pengajian, pelatiahan-pelatihan,
kelak akan memotivasi diri dimasa yang akan datang untuk selalu mengikuti
kegiatan tersebut. Sehingga kebiasaan ini akan menjadi bagian dari
kepribadiannya.
Sedangkan keterampilan akan berguna bagi
mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan bantuan. Dan juga untuk menangkal pengaruh barat seperti
keterampilan memode dan menjahit diharapkan anak tidak mengikuti mode dari
barat tetapi mereka membuat mode sendiri yang sesuai dengan ajaran Islam.[9]
Adapun ketrampilan lainnya, orang tua harus
melatih anak-anaknya bekerja semenjak kecil. Seorang Ibu bertanggung jawab
mengajari anak-anak perempuannya pekerjaan rumah. Seperti membersihkan rumah,
membersihkan alat-alat dapur, dan menyekolahkan sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan para bapak punya tanggung jawab
melatih anak laki-lakinya bekerja dengan diawali pekerjaan rumah. Selanjutnya
mereka harus dibekali cara berdagang (wirausaha), cara bertani, membuat rumah,
dan lain-lain. Sehingga mereka mempunyai bekal untuk melanjutkan hidup.
Sebagaimana yang dikatakan Nasih Ulwan,
tanggung jawab yang harus dipikul pendidik (orang tua) atas anak-anaknya adalah
memberi dorongan untuk mendapatkan pekerjaan yang bebas, baik pertukangan,
pertanian, atau nperdagangan.[10]
Islam sebagai agama universal, telah
menganggap pekerjaan itu sebagai hal yang suci dan mulia. Islam juga memuliakan
orang-orang yang bekerja. Pekerjaan seseorang dalam mencari nafkah berdasarkan
kemampuannya sendiri dalam Islam dianggap sebagai pekerjaan yang baik.[11]
Pemahaman yang telah diberikan di atas
mencerminkan bahwa kemandirian seorang anak dimulai dari suatu pembiasaan. Anak-anak
yang sejak kecil dilatih melakukan banyak hal sesuai tuntutan agama maka
setelah besar akan mengikuti dan mengingat semua kewajibannya. Anak yang tidak
pernah dilatih sesuai aturan yang ada maka akan mudah terjerumus ke dalam
persoalan yang merugikan dirinya kelak. Dari dalam keluarga, kemandirian itu
pula akan membawa sifat disiplin dan bertanggung jawab terhadap semua yang
dilakukannya. Anak tidak akan mudah menerima semua perlakuan yang dialamatkan
kepada dirinya dalam sebuah lingkungan karena memegah teguh pendirian. Anak
yang mandiri tidak akan tergantung kepada tangan orang lain, melainkan akan
berbenah dan mencari solusi permasalahan sendiri sesuai pemahaman yang telah
dipahaminya.
Dalam Islam, saat anak sudah dilatih dengan
benar maka anak akan kembali pada pemahaman dasar. Maka, sangat diperlukan
pemberian pembelajaran yang bermanfaat seperti tersebut di atas untuk
menjadikan anak kembali ke dasar pemahamannya sebelum membuat suatu keputusan.
DOWNLOAD JUGA RPP KURIKULUM 2013 DAN SILABUS
KURIKULUM 2013